Cararesep.com – Belajar Trading Dari Kisah Horor 2 Trader Forex. Melihat judul di atas, jangan dulu mengira kita akan membahas hal-hal gaib, karena dalam konteks trading forex, kejadian paling seram adalah mengalami MC (Margin Call).
Ketika Anda sudah menjadi trader, rasa takut akibat hal-hal aneh yang membuat bulu kuduk merinding akan terkalahkan dengan perasaan ngeri terkena MC.
Tak percaya? Empat trader di bawah ini sudah membuktikannya. Agar tak mengalami nasib serupa, Anda dapat mengambil hikmah sekaligus belajar trading dari kisah horor forex mereka.
mengungkapkan bahwa kisah horor forex 4 trader berikut ini diambil dari kejadian nyata. Namun demi melindungi privasi masing-masing trader, kita tak akan menyebut nama langsung, melainkan ciri karakter yang menuntun mereka pada kesalahan-kesalahan terbesar dalam trading.
Riwayat Si Tuan Serakah
Belajar Trading Dari Kisah Horor 2 Trader Forex. Tuan Serakah adalah seorang pebisnis sukses. Ia membangun sendiri usahanya dan mencapai kejayaan setelah bisnisnya sukses besar.
Baca juga : Strategi Pasar Saham
Tak lama kemudian, Tuan Serakah pun mencari jalan lain untuk semakin memperbanyak uangnya. Setelah mencari kesana kemari, ia akhirnya menemukan trading forex yang potensi keuntungannya tak terbatas.
Melihat hal itu, semakin berbinar-binarlah mata si Tuan Serakah. Ia percaya diri dapat mengulangi keberhasilannya, karena toh ia sudah menjadi pebisnis sukses.
Karena ingin segera melihat uangnya semakin bertambah banyak, ia pun berinvestasi dalam jumlah besar.
Baca juga : Kenapa Harus Berinvestasi Di Pasar Saham?
Namun setelah beberapa waktu, Tuan Serakah merasa kecewa karena besar return-nya tak sesuai harapan.
Tanpa berpikir panjang, ia pun melipatgandakan investasinya dan menggunakan cara-cara yang tanpa disadari, sebenarnya berisiko tinggi.
Pada akhirnya, semua dana trading Tuan Serakah hilang ditelan kerugian. Bukannya kapok, ia malah semakin ‘geregetan’ dan mulai menjual aset-aset usahanya, bahkan meminjam dana dari bank untuk menambah modal.
Baca juga : Cara Untuk Trading Pada Mata Uang Utama PerBagian 1: EUR/USD
Di tahap ini, kebangkrutan Tuan Serakah sudah menjadi bom waktu yang siap meledak kapan saja. Tak perlu menunggu lama, ia pun akhirnya kehilangan semua kekayaan dan harta bendanya. Sekarang, Tuan Serakah bekerja sebagai pegawai supermarket untuk membayar hutang-hutangnya.
Kisah Horor Forex Si Tukang Pamer
Trader satu ini pernah terkenal di forum-forum trading. Ia menjadi panutan karena “terlihat” jago trading, padahal sesungguhnya ia hanya pintar berlagak seperti seorang pro dan melontarkan jargon-jargon sulit.
Baca juga : Menyambut Imlek, Octa Tawarkan Spread Rendah Trading Emas 2022
Si Tukang Pamer mudah besar kepala dan suka ‘didewakan’. Ia berhasil meraih pengikut karena rutin memenuhi forum-forum dengan berbagai teorinya yang terlihat ‘wow’.
Banyak dipuji dan diagung-agungkan fans-nya, trader ini kemudian terinspirasi untuk menjadi provider sinyal yang akunnya ia manajeri sendiri.
Tak tanggung-tanggung, ia mempromosikan diri sebagai penyedia sinyal terbaik. Tak lama kemudian, banyak Follower yang mengetahui sejarahnya berbaris untuk menyalin sinyalnya.
Di awal, performa trading Tukang Pamer menunjukkan perkembangan yang meyakinkan. Setelah menumbuhkan 18% keuntungan dalam waktu sebulan, semakin banyak saja Follower yang mendaftar padanya.
Baca juga : Menggunakan Sinyal Forex di Pasar Forex
Kisah horor forex dari trader ini dimulai ketika di bulan berikutnya, performanya terus mendatar. Follower mulai curiga, dan ia pun akhirnya tahu bagaimana rasanya berada di bawah tekanan.
Bukannya mulai bersikap hati-hati, Tukang Pamer bersikeras mempertahankan strateginya karena tak ingin pamornya turun.
Sekedar informasi, ia adalah scalper yang gemar membuka banyak posisi trading dengan target kecil. Ketika banyak di antara posisi tersebut berakhir loss, maka Si Tukang Pamer pun kewalahan menutupi beban spread yang terus membengkak.
Baca juga : Mengenal Lebih Dalam Apa Itu Pasar Forex
Waktu terus berjalan, tapi keadaan tak juga membaik. Ia kini mulai panik, dan malah berusaha memperbaiki tradingnya dengan memperbanyak posisi.
Di suatu waktu, ia bahkan membuka 30 order sekaligus! Jelas sekali bahwa di poin ini, ia telah terjerat overtrading.
Kegagalan Si Tukang Pamer hanya menunggu waktu karena ia trading dengan frekuensi tinggi, tapi money management-nya buruk. Bayangkan saja, untuk target sebesar 3-5 pips ia merisikokan 20-50 pips.
Baca juga : Investasi Crypto! Berikut Risiko Yang Harus Diketahui
Satu per satu akun live Follower-nya pun tumbang, tapi tidak demikian halnya dengan akun Si Tukang Pamer. Tahu kenapa?
Usut punya usut, ternyata selama ini ia hanya menggunakan akun demo. Bisa Anda bayangkan sendiri betapa geramnya para Follower yang terlanjur mendaftar untuk menyalin sinyalnya.
Namun jika dipikir-pikir lagi, mungkin inilah harga yang harus mereka bayar karena tak mampu mendeteksi bualan-bualan Si Tukang Pamer sejak dini.